Jadi, ceritanya saya dan temen-temen alumni sekolah disuruh membuat tulisan ttg rohis kami, namanya SKI. Seksi Kerohanian Islam..Nah, jadilah tulisan saya ini..eng ing eeeng..akhirnya saya bisa nulis hohoho *sujud syukur*..check it out daaah.."Ada SKI di putih abu-abu" :)
***
Kata mbak Asma
Nadia, cinta itu warna warni, tidak harus melulu merah jambu..
Kadang ia bisa
menjadi biru, hijau, orange, merah, dan lain-lain..
Hmm..Bagiku,
cinta itu berwarna putih abu-abu J
Putih abu-abu.
Sebagian besar orang, ketika ditanyakan tentang era
15-17 tahunnya, pasti menjawab dengan wajah penuh antusias. Hal yang serupa
terjadi dengan saya. Masa putih abu-abu ibarat masa senang-senangnya saya
menjadi remaja (semakin sadar kalau sekarang diri ini semakin tua hehe). Dan
kesan yang puaaaling mendalam di putih abu-abu adalah saat saya berada di SKI J
Awal saya masuk SKI bisa dibilang cukup unik.
Gara-gara celana jeans. Celana jeans?? Yap. J
Kisahnya bermula ketika saya menginjakkan kaki di SMA
Negeri 5 Medan, yang saat itu menjadi salah satu sekolah favorit. Seperti
sekolah lainnya, kami pun harus menjalani OSPEK. Hari pertama OSPEK berjalan
dengan lancar. Pembagian kelompok, baris berbaris, pengecekan barang-barang,
bertemu dengan orang-orang baru, dan lain-lain. Semuanya saya jalani dengan
hati ikhlas dan senang.
Pada hari kedua OSPEK, ada kejadian lucu, memalukan,
sekaligus menjadi awal kisah putih abu-abu saya berikutnya. Saat itu saya
disuruh maju oleh kakak senior untuk memperkenalkan diri pada teman-teman sekelas.
Selesai mengenalkan diri, tiba-tiba ada kakak senior yang berbisik (sambil
memegang buku) pada saya “Besok pakai rok aja ya, atau celana bahan kulot.”. Pelan
tapi tegas. Saya terkejut dan sebagai adik senior hanya bisa mengiyakan.
Sejenak melihat kostum saya hari itu. Jilbab rapi, baju putih dimasukin, celana
panjang jeans hitam plus tali pinggang, kaos kaki putih, sepatu hitam bertali. Lantas
apa yang salah ya, batin saya. Awalnya saya kira kakak senior itu tahu bahwa
celana jeans yang saya pakai berlabel pinjaman (hehe..). Maklum saya tidak
punya celana panjang hitam yang bisa diikatkan tali pinggang, tapi karena aturan
OSPEK harus memakai tali pinggang, jadilah saya meminjam jeans teman (dan pada
akhirnya saya tahu bahwa itu untuk pertama dan terakhirnya saya memakai celana
jeans hehe). Setelah dipikir-pikir, ternyata memang celana jeans itu terlalu “aneh”
untuk saya. Malu.
Saat perkenalan organisasi, ada satu organisasi yang
membuat saya terkesan. SKI SMA 5. Seksi Kerohanian Islam-nya SMA 5. Kakak-kakaknya
ramah, lemah lembut, baik, tidak sombong, rajin menabung dan tidak suka jajan (hehe..ngga
ding), apalagi wajah kakak-kakak akhwatnya, ngademiiin banget. Ibarat padang
tandus yang disiram air seember (peribahasa aneh hehe). Selain itu, kakak-kakaknya
juga mengayomi saat OSPEK, ga marah-marah, dan program-program SKI-nya juga
bagus dan menarik. Dan ternyata kakak yang menegur saya saat OSPEK adalah salah
satu anggota SKI. Walah. Pantes. Tengsin euy.
Singkat cerita, akhirnya saya memutuskan untuk ikut
masuk dalam keanggotaan SKI. Saat itu saya dipilih menjadi wakil sekretaris
Pengajian Putri (masih duduk di kelas I-1). Rasanya menyenangkan masuk SKI.
Bertemu dengan banyak teman, belajar mengatur waktu, belajar berorganisasi, dan
dibimbing oleh kakak kelas dan alumni. Ternyata alumni juga masih bisa
berkontribusi untuk SKI walaupun sudah lulus lho. Selain dari guru agama di
sekolah, kami juga mendapat pengetahuan tentang Islam dan yang lainnya melalui
kakak-kakak alumni, yang kegiatannya biasa kami sebut mentoring. Sharing ilmu,
curhat, mengetahui perkembangan Islam terkini, dan banyak hal lainnya (tapi
lebih banyak sesi curhatnya sih hehe..). Kakak-kakak alumni juga banyak
memberikan training motivasi dan leadership sebagai bekal kami di SKI. Dari
sinilah cinta saya bermula…J
Semenjak masuk SKI saya mengenal banyak cinta. Saat
SMP dulu (zamannya ababil, lebay, and so on lah..), saya kira cinta hanya
sebatas dengan lawan jenis saja. Ternyata tidak. Melalui kegiatan mentoring,
saya mulai mencintai agama saya sendiri. ISLAM. Dahulu saya berpikir Islam
hanya sebatas rutinitas ibadah saja. Sholat, puasa, sedekah, haji, dan ibadah
lain. That’s it. Ternyata Islam jauh lebih luas dari itu. Islam tidak sekedar
soal mensholehkan diri saja, tetapi bagaimana kesholehan diri itu mampu membawa
kebaikan untuk orang di sekitarnya. Di SKI juga, saya mulai belajar mencintai
Allah, Rasul, orangtua, dan juga cinta persaudaraan.
Banyak kenangan nano-nano saat saya berada di SKI. Ya
namanya juga kehidupan. Terkadang manis, asam, asin, dan tak jarang pahit juga
singgah. Pada tahun kedua keanggotan SKI, cinta persaudaraan itu semakin jelas.
Saat itu kami duduk di kelas dua, dan teman-teman yang lain sudah mendapat
amanah masing-masing di berbagai divisi SKI. Ada yang di PERMUS (yang ngurusin
perpustakaan mushola), SALAM (yang ngurusin mading), PU (pengajian umum),
BINTAL (Bina Mental), MKM (yang ngurusin mushola), dan saat itu saya menjabat
sebagai ketua PP (pengajian putri).
Masih terkenang dalam ingatan saya, saat kami bergotong
royong beresin mushola di awal kepengurusan. Semua pengurus SKI wajib hadir
untuk bersih-bersih mushola. Bayangkan, semua pengurus SKI lho J. Walaupun ini
programnya MKM, tapi semua pengurus SKI datang untuk membantu. Semua sudah
merasa bahwa mushola adalah rumah kedua. Kelelahan hilang lenyap saat gotong
royong dan melihat mushola bersih. Ada yang ngepel lantai, nyapu, beresin kamar
mandi, cuci mukena dan hijab, dan lain-lain. Ayo Beresin Mushola! J
Saya dan teman-teman selalu saling bantu. Walaupun
kami sudah punya tugas di divisi masing-masing, tapi kami tidak pikir dua kali
untuk membantu teman di divisi lain. Contohnya saja, saat pengajian putri,
teman-teman saya dari lain divisi (yang satu divisi apalagi J) selalu membantu untuk
menarik massa (adik kelas, teman kelas, pokoknya semua ditarik deh hehe). Ada
yang cegat massa di pintu gerbang 1, 2, 3, 4 (kayaknya cuma dua deh gerbang SMA
5 hehe), dan ada juga yang cegat di kantin (sekalian jajan maksudnya hehe).
Begitu juga saat PP mengadakan Seminar Keputrian. Saya sampai terharu melihat
teman-teman di SKI. Dari yang akhwat sampai yang ikhwan mau bantuin. Pokoknya
terasa banget deh persaudaraannya di SKI. J
Saat di SKI saya dan teman-teman juga punya grup
nasyid. Awal terbentuk 8 orang, tapi pada akhirnya beranggotakan tetap 7 orang.
Kami memiliki manajer 2 orang lho (hebat kan? pusing deh tuh gimana gajinya
hehe..). Grup nasyid kami bernama Syaja’ah. Pemberani. Nama ini tiba-tiba saja
muncul saat kami mentoring. Kakak pementor kami menyebutkan kata syaja’ah saat
menerangkan tentang ciri-ciri seorang mukmin. Seperti dikomando, kami saling
melirik, berteriak (maklum..masih SMA, masih suka teriak-teriak hehe) dan
sepakat untuk memakai nama itu. Alhamdulillah
tim nasyid kami (juga beberapa tim nasyid ikhwan) pernah membawa SMA 5 Medan
mendapat juara bergilir se-kota Medan lho. J
Wah, pokoknya cerita tentang SKI tidak akan ada habisnya.
Selalu saja membuat saya senyum dan ketawa sendiri. Belum lagi ditambah
bumbu-bumbu marah, kesal, nangis, dan lain-lain. Makin komplit. Beruntung saya
dipertemukan dengan SKI. Bertemu dengan teman-teman yang senantiasa sabar dan
saling menyemangati baik suka maupun duka, kakak-kakak kelas yang selalu
membimbing, dan kakak-kakak alumni yang senantiasa mengarahkan dan mengayomi.
Alhamdulillah selama di SKI, saya belajar banyak tentang kehidupan. Tentang
keteguhan. Semangat. Integritas. Loyalitas. Persaudaran. Dan yang pasti belajar
tentang keimanan. J
Cinta putih
abu-abu.
Bukan berarti
cintaku bermakna keraguan.
Justru di saat
putih abu-abu, jalan hidupku DIA arahkan.
Thanks a lot 4 SKI, love you full J
Husna, 14 Juli 2012 02:38