Sabtu, 26 Mei 2012

Terharu...dan saya pun tertunduk malu

Beberapa hari yang lalu dapet kultwit bagus dari Ust. Moh. Fauzhil Adhim..
kultwit yg membuat saya tertegun, tercenung, dan akhirnya membuat saya haru sekaligus malu. Ternyata saya tidak ada apa2nya dibandingkan mereka (ya iyalah!siapa elu?),jauuuuh..secuil pun tidak, para da'i di pedalaman..

Moh. Fauzil Adhim ‏@kupinang
1. Kalau pagi ini engkau bisa BAB di WC, bersyukurlah. Di pedalaman, masih ada da'i kita yang harus menggali tanah untuk sekedar buang air.
2. Di sejumlah titik di tengah hutan, terdapat da'i yang berdakwah sendirian, mengajari para muallaf, meninggalkan hiruk-pikuk kota.
3. Ada juga yg tinggal di masjid yg sunyi tanpa fasilitas MCK. Jika sewaktu-waktu perlu MCK, mereka harus berjalan kaki berkilo-kilometer.
4. Seseorang mengantarkan uang kpd satu da'i pedalaman itu, tapi ia menolak. Dakwah di kota lebih membutuhkan uang. Beri kami do'a yg tulus.
5. Jika mau bantu, berikan saja sarana komunikasi. Untuk menelpon, mereka harus berjalan jauh ke atas gunung agar memperoleh sinyal GSM.
6. Atau berikan alat yang dapat menghasilkan listrik yang mencukupi untuk menghidupkan komputer, charge HP dan syukur bisa untuk yang lain.
7. Apalagi yang diperlukan? Seorang sarjana S-1 ilmu agama yang bersedia menjadi istri dan siap berjuang di tengah hutan, sebab untuk >>
8. >> mengajarkan agama Islam di sekolah yang ada di sana bagi anak kaum muslimin, harus guru agama yang memenuhi syarat menjadi PNS.
9. Sampai kapan berdakwah di sana? Sampai beranak-cucu, atau sampai habis umur ini, atau sampai ada tempat yang lebih memerlukan dakwah.
10. Mereka gigih berdakwah bersebab rasa takutnya kalau sampai ada orang-orang yang di sana dalam keadaan belum pernah mendengar ttg Islam.
11. Mereka brdakwah --bukan skedar jadi pembicara-- di pedalaman bukan krn tak mampu brwirausaha di kota, tapi krn ingin jadi asbab hidayah.
12. Jika pun brmaksud bawakan bagi mereka logistik, bawakan saja ikan kaleng, mie instant sekedar sbg selingan makan rusa & binatang buruan.
13. Jangan bayangkan santapan yang enak. Berbagai binatang buruan itu mereka makan ala kadarnya. Bersyukur jika bertabur garam & bumbu.
14. Maka kehadiran seorang istri amatlah berharga. Selain sebagai teman berjuang, juga untuk menjadikan perjuangan dakwah lebih berwarna.
15. Kehadiran istri dapat menjadikan binatang buruan tak hanya direbus, dipanggang di atas batu atau dibakar langsung, tapi dibumbui.
16. Bahkan istri yang tak dapat memasak pun dapat menegakkan punggung mereka untuk tetap gigih berdakwah asalkan siap berjuang di kesunyian.
17. Mereka bukanlah orang-orang lemah seperti saya. Mereka meninggalkan kemudahan kota secara sengaja demi meraih surga-Nya.
18. Salah seorang dari mereka, yang masing-masing tinggal sangat berjauhan di wilayah dakwah berbeda, amat tegap badannya, gagah, tampan, >>
19. >> berkulit amat putih dan cerdas. Tapi bukan itu yang membuat saya merasa malu. Kesungguhannya untuk mengantar hidayah yg bikin haru.
20. Salah seorang da'i brkata, "Kalau sampai ada orang yg mati dalam keadaan belum pernah mendengar ttg Islam, sementara kita ada sini, >>
21. >> boleh jadi kita yang ikut memiliki saham dosa atas kekafiran mereka. Maka, apa jawab kita nanti kalau bukan berusaha keras sekarang?"
22. "Kami tak perlu kehadiran Ustadz terkenal yg tidak bisa melayani dirinya sendiri. Yg kami perlukan, orang yg siap mengotori tangannya >>
23. >> untuk mengusap mereka dan mengikhlaskan badannya untuk berpelukan dengan dekil tubuh mereka yang gembira menyambut kita."
24. Jika mau sungguh-sungguh berdakwah, jangan khawatir kekurangan makan di sini. Pertolongan Allah tetap berlaku di belahan bumi manapun.
25. Orang-orang di pedalaman tak memerlukan curriculum vitae yang panjang dan serangkaian prestasi yang bikin tercengang.
26. Mereka hanya memerlukan orang yg tulus menyapa; yg menyediakan airmatanya untuk mendo'akan mereka. Bukan menangisi terbatasnya fasilitas
27. Sempat saya diajak ke sebuah tempat dan ditunjukkan, "Dubes Vatikan sudah dua kali ke sini." ثم لتسألن يومئذ عن النعيم
28. "Kemudian sungguh kelak kamu akan ditanyai pada hari itu (tentang nikmat yang Allah berikan kepadamu)." QS. At-Takaatsur: 8
29. Merupakan kehormatan jika seorang ustadz besar brkenan datang menyapa mereka. Jangan khawatir, mereka akan mnyambut dg penuh kehangatan.
30. Mereka dg senang hati memberikan apa yg mereka punya, jika kita tidak malu menerimanya. Bahkan gaharu pun mereka tak berat melepaskan.
31. Semoga di tahun ini, tak lama, sy dapat mendatangi sebagian pos dakwah mereka. Semoga Allah mampukan sy membawakan sesuatu yg berharga.
32. Bersyukur saya sempat pula bertemu seorang da'i yang tinggal berdua dengan isterinya di tengah hutan. Saya tertegun.
33. Saya termangu melihat wajahnya yang menyiratkan sbg pribadi bahagia & tenang. Bukan sekedar kebetulan sedang bahagia.
34. Betapa ringan ia mnghadapi dunia, meski HPnya sudah tak bertutup di bagian belakang. Pengen bawakan ia HP tahan banting, awet baterai.
35. Masih amat banyak hal yang patut direnungi. Tapi izinkan saya menata hati. Betapa kecilnya diri ini di hadapan mereka.

Astaghfirullah..
Malu..malu pada diri, ditengah banyaknya fasilitas, bukannya menambah semangat utk mensyiarkan Islam, malah terkadang justru rasa malas yang sering menyapa, bahkan tak peduli..
Atau mungkin memang semangat, namun terkadang ada lintasan niat2 lain yg mengotori..
Semoga kita mampu meneladani jejak para da'i di pedalaman, semangat yang tiada henti utk terus mendakwahkan Islam di bumi Allah.

"Kalau sampai ada orang yg mati dalam keadaan belum pernah mendengar ttg Islam, sementara kita ada sini, boleh jadi kita yang ikut memiliki saham dosa atas kekafiran mereka. Maka, apa jawab kita nanti kalau bukan berusaha keras sekarang?"

Tetap luruskan niat sob..

Medan, 27 Mei 2012 

Minggu, 22 Mei 2011

catur n memori..

kayaknya judul nya mellow banget ya??
maaf..bukan bermaksud bermellow-mellow ria..(tapi emang lagi mellow sih hehe)
ga kok..
tadi siang saat on the way to LSI (perpustakaan pusat di ipb-nasib anak tingkat sangat akhir..ke perpus trus hehe..), saya melewati koridor fakultas teknologi pertanian, ternyata disana sedang diadakan lomba catur lho..(tumben2n anak2 ipb ngadain lomba beginian)
nah..setelah ngeliat perlombaan itu, memori saya jauh terbang melayang ke beberapa tahun lalu..
saya juga penggemar main catur, termasuk ayah, kakak dan adik saya..seneng deh kalo ingat masa-masa itu (walaupun saya selalu kalah melawan mereka =_=")
main catur itu serruuuuuu buangeet!!
walaupun kata orang2 itu permainan yang buang2 waktu, tapi saya seneng..
main catur itu bisa ngasah otak karena disana kita terbiasa mengtur strategi2 untuk kita dan menyerang lawan,,
hmm..sekedar flashback k masa lalu aj :)
silahkan dicoba..yuk main catur!! ada yang berani lawan saya?? *gaayaa deh..^^

Kamis, 24 Maret 2011

Tuhan dengarlah keluhku..



oh..ingin ku lepas keluhku 
padaMu..Tuhan penyayangku
ku..akui semua dosaku
meski tersipu tertunduk malu



jiwa dan hati tertutup debu
akalku terkurung nafsu
keta'atanku tertimbun penuh dosaku
Tuhan..tutupi aibku..


Tuhan jangan biarkan diriku
semakin jauh tertipu nafsu

hanya padaMu...kumohon ampun dari semua dosa..
jari lemahku..mengetuk pintu maafMu
agar Kau hapus salahku


TUhan..dengarlah..keluhku..

by : Hadad Alwi..Tuhan dengarlah keluhku..

nice song..i recommended to u..
:')


Allah, hanya Engkau muara kesabaranku..telaga keimananku...

Sabtu, 19 Maret 2011

NOT a Judge!!

_Bukan Sang Hakim_

Suasana damai penuh ceria

Saling berbagi kisah kenangan dunia
Namun kini……..

Hari-hari berjalan terasa berat
Ada ketersiksaan di dalam dada
Pertemuan bagai beban derita
Sulit untuk terlukiskan oleh kata
Karena perasaan yang bicara..
..yang bicara

Melihat wajahnya…..
Mendengar suaranya…..
Tersebut namanya…..
Benci…..

Bukalah mata hati, bukan mata benci
Kita bukanlah Sang Hakim
Yang layak untuk menghukum
Kita juga pernah tersalah, dan bersalah
Bencilah sekedarnya
Maafkanlah kekhilafannya…walau

Melihat wajahnya…..
Mendengar suaranya…..
Tersebut namanya…..
Benci…..

Kita bukanlah manusia yang sempurna
Janganlah merasa seolah tanpa noda
Kita hanya manusia yang penuh khilaf salah
Maafkanlah ia bila hatimu terluka
Karena kita bukan sang hakim


#kalo denger lagunya langsung, pasti lebih enak ^^

baru nemu nih lagu...yang nyanyi nasyider Maidany (dari medan lho..*promosi.com)


hmm, sebenarnya cukup menyindir saya, karena apa yang ada di dalam nasyid ini pernah saya alami (mungkin antum/na juga pernah-pastinya..), ampe nih lagu saya putar bolak balik (biar 'terinternalisasi' dalam diri..hehe)
yah, namanya juga bersaudara, pasti pernah sama-sama senang, sama-sama susah, tapi kadang kita ga bisa mengelak kalo kadang kita juga sakit hati..
bukan..ini bukan soal sensitif-sensitifan (apalagi kaum perempuan yang katanya suka sensitif kalo sebulan sekali ^^)..karena banyak orang yang sering mengkambinghitamkan si 'dia'..."oh, mungkin si fulanah lagi bulanan kali, jadinya sensitif.."

bukan itu sobat..
yang ingin saya utarakan disini, soal lidah kita..
kadang tanpa kita sadari, di tengah candaan dan gurauan di tengah saudara-saudara kita, mungkin kata-kata kita menyakiti hati saudara kita yang lain ato bahkan sering malah..
jangan sampai amal-amal kebaikan yang sudah kita panen di dunia tiba-tiba harus habis di akhirat hanya untuk membayar sakit hati saudara-saudara kita akibat lidah kita yang tidak terkontrol, Rasulullah SAW mengatakan itulah orang yang merugi.. 


keluarkanlah kata-kata yang baik untuk saudaramu (itu saudaramu!!), kata-kata positif, kata-kata motivasi, bukan malah menghina, meremehkan, merendahkan dan yang lain..(ingat beda lho kritik dengan menghina/meremehkan, ktirik juga adabnya..^^)
Benar apa yang dinasihatkan Rasulullah SAW bahwa diam adalah pilihan terbaik ketika tidak ada bahan ucapan yang baik..


jangan sampai juga,saudara kita tidak ingin melihat kita lagi karena benci dengan diri kita, bagaimana kita bisa menjadi saudara yang bermanfaat untuknya??

"...Tahukah kalian siapa orang yang paling bermanfaat itu?dialah orang yang ketika kita melihat wajahnya mengingatkan kita akan Allah SWT" (HR.Ibnu Majah)
 
subhanallah..bagaimana bisa kita mampu mengingatkan saudara kita akan Allah, sedangkan melihat wajah kita pun mereka enggan?

Nah, buat yang sakit hati (termasuk saya ga ya?hehe, ato malah saya yang sering menyakiti, hadeuh!!) maafkanlah saudaramu..mungkin dia sedang khilaf saat itu (tapi kalo khilafnya keseringan, kelewatan juga tuh! *ups bercanda..), maafkan ia, bayangkanlah segala kebaikan yang pernah ia berikan kepadamu..do'a orang yang terdhzolimi itu makbul kawan..so berdo'alah agar ia yang pernah menyakiti hatimu bisa diberikan petunjuk oleh Allah..amiin amiiin amiiin amiiin amiiin!!!


lebih jelas nya tentang fiqh canda dan humor??

Selasa, 15 Maret 2011

Madrasah Cinta (spesial untukmu wahai calon Bunda...)

abis ngecek email2 lama, n tadaaa..i found it :)
tulisan yang dikutip dari kk kelas dan ternyata dikutip juga olehnya ^^"
tulisan yang sangat menyentuh..


....MADRASAH CINTA.....

Apa yang paling dinanti seorang wanita yang baru saja menikah? Sudah pasti jawabannya adalah kehamilan. Seberapa jauh pun jalan yang harus ditempuh, seberat apa pun langkah yang mesti diayun, seberapa lama pun waktu yang kan dijalani, tak kenal menyerah demi mendapatkan satu kepastian dari seorang bidan; “positif”. 


Meski berat, tak ada yang membuatnya mampu bertahan hidup kecuali benih dalam kandungannya. Menangis, tertawa, sedih dan bahagia tak berbeda baginya, karena ia lebih mementingkan apa yang dirasa si kecil di perutnya. Seringkali ia bertanya; menangiskah ia?
Tertawakah ia? 
Sedih atau bahagiakah ia di dalam sana? 
Bahkan ketika waktunya tiba, tak ada yang mampu menandingi cinta yang pernah diberikannya, ketika mati pun akan dipertaruhkannya asalkan generasi penerusnya itu bisa terlahir ke dunia.
Rasa sakit pun sirna sekejap mendengar tangisan pertama si buah hati, tak peduli darah dan keringat yang terus bercucuran. 
Detik itu, sebuah episode cinta baru saja berputar.

Tak ada yang lebih membanggakan untuk diperbincangkan selain anak-anak. Tak satu pun tema yang paling menarik untuk didiskusikan bersama rekan sekerja, teman sejawat, kerabat maupun keluarga, kecuali anak-anak. Si kecil baru saja berucap “Ma…” segera ia mengangkat telepon untuk mengabarkan ke semua yang ada didaftar telepon. Saat baru pertama berdiri, ia pun berteriak histeris, antara haru, bangga dan sedikit takut si kecil terjatuh dan luka. Hari pertama sekolah adalah saat pertama kali matanya menyaksikan langkah awal kesuksesannya. Meskipun disaat yang sama, pikirannya terus menerawang dan bibirnya tak lepas berdoa, berharap sang suami tak terhenti rezekinya. Agar langkah kaki kecil itu pun tak terhenti di tengah jalan. 


 “Demi anak”... “Untuk anak”,..
menjadi alasan utama ketika ia berada di pasar berbelanja keperluan si kecil. Saat ia berada di pesta seorang kerabat atau keluarga dan membungkus beberapa potong makanan dalam tissue. Ia selalu mengingat anaknya dalam setiap suapan nasinya, setiap gigitan kuenya, setiap kali hendak berbelanja baju untuknya. Tak jarang, ia urung membeli baju untuknya dan berganti mengambil baju untuk anak. Padahal, baru kemarin sore ia membeli baju si kecil. Meski pun, terkadang ia harus berhutang. Lagi-lagi atas satu alasan, demi anak.

Disaat pusing pikirannya mengatur keuangan yang serba terbatas, periksalah catatannya. Di kertas kecil itu tertulis: 1. Uang sekolah anak, 2. Beli susu anak, … nomor urut selanjutnya baru kebutuhan yang lain. Tapi jelas di situ, kebutuhan anak senantiasa menjadi prioritasnya. Bahkan, tak ada beras di rumah pun tak mengapa, asalkan susu si kecil tetap terbeli. Takkan dibiarkan si kecil menangis, apa pun akan dilakukan agar senyum dan tawa riangnya tetap terdengar. 





Ia menjadi guru yang tak pernah digaji, menjadi pembantu yang tak pernah dibayar, menjadi pelayan yang sering terlupa dihargai, dan menjadi babby sitter yang paling setia
Sesekali ia menjelma menjadi puteri salju yang bernyanyi merdu menunggu suntingan sang pangeran.
Keesokannya ia rela menjadi kuda yang meringkik, berlari mengejar dan menghalau musuh agar tak mengganggu. 
Atau ketika ia dengan lihainya menjadi seekor kelinci yang melompat-lompat mengelilingi kebun, mencari wortel untuk makan sehari-hari.
Hanya tawa dan jerit lucu yang ingin didengarnya dari kisah-kisah yang tak pernah absen didongengkannya.
Kantuk dan lelah tak lagi dihiraukan, walau harus menyamarkan suara menguapnya dengan auman harimau.
Atau berpura-pura si nenek sihir terjatuh dan mati sekadar untuk bisa memejamkan mata barang sedetik. 
Namun, si kecil belum juga terpejam dan memintanya menceritakan dongeng ke sekian.
Dalam kantuknya, ia terus pun mendongeng.

Tak ada yang dilakukannya di setiap pagi sebelum menyiapkan sarapan anak-anak yang akan berangkat ke kampus. Tak satu pun yang paling ditunggu kepulangannya selain suami dan anak-anak tercinta. Serta merta kalimat, “sudah makan belum?” tak lupa terlontar saat baru saja memasuki rumah. Tak peduli meski si kecil yang dulu kerap ia timang dalam dekapannya itu sudah menjadi orang dewasa yang bisa membeli makan siangnya sendiri di kampus. 



Hari ketika si anak yang telah dewasa itu mampu mengambil keputusan terpenting dalam hidupnya, untuk menentukan jalan hidup bersama pasangannya, siapa yang paling menangis? Siapa yang lebih dulu menitikkan air mata? Lihatlah sudut matanya, telah menjadi samudera air mata dalam sekejap. Langkah beratnya ikhlas mengantar buah hatinya ke kursi pelaminan. ia menangis melihat anaknya tersenyum bahagia dibalut gaun pengantin. Di saat itu, ia pun sadar buah hati yang bertahun-tahun menjadi kubangan curahan cintanya itu tak lagi hanya miliknya. Ada satu hati lagi yang tertambat, yang dalam harapnya ia berlirih, “Masihkah kau anakku?” 



Saat senja tiba. Ketika keriput di tangan dan wajah mulai berbicara tentang usianya. Ia pun sadar, bahwa sebentar lagi masanya kan berakhir. Hanya satu pinta yang sering terucap dari bibirnya, “bila ibu meninggal, ibu ingin anak-anak ibu yang memandikan. Ibu ingin dimandikan sambil dipangku kalian”. Tak hanya itu, imam shalat jenazah pun ia meminta dari salah satu anaknya. “Agar tak percuma ibu mendidik kalian menjadi anak yang shalih sejak kecil,” ujarnya.

Duh ibu, semoga saya bisa menjawab pintamu itu kelak. 

Bagaimana mungkin saya tak ingin memenuhi pinta itu? 
Sejak saya kecil ibu telah mengajarkan arti cinta sebenarnya. 

Ibu lah madrasah cinta saya, sekolah yang hanya punya satu mata pelajaran: cinta. 
Sekolah yang hanya ada satu guru: pecinta
Sekolah yang semua murid-muridnya diberi satu nama: yang dicinta











Bayu Gawtama
Pecinta yang dicinta


Minggu, 27 Februari 2011

jawaban..jawaban..

abiz ngeliat dari note kakak sendiri, i think this is one of nice note that i ever read...(walaupun cuma singkat hehe), tapi sarat makna dan tiba-tiba mengingatkan saya tentang 'efek' (baik positif or negatif) dari lidah kita...

Jawaban terindah pada pemfitnah: "Jika kau benar, semoga Allah mengampuniku. Jika engkau dusta, semoga Allah mengampunimu."
Jawaban terbaik pada penghina & pencela: "Yang kau katakan tadi adalah pujian, sebab aslinya diriku lebih mengerikan."
Jawaban teragung pada caci maki & kebusukan: "Bahkan walau ingin membalas, aku tak kuasa sebab tak punya kekata keji & nista."
Jawaban termulia pada yang memuji: "Semoga Allah ampuni yang tak kau ketahui, semoga doamu membaikkan diriku & dirimu."

Senin, 07 Februari 2011

friendship...(try to be a good one..^^)


sebenarnya tulisan ini dah dibuat di akun fb saya, cuma ga ada salahnya ditulis ulang kembali, (daripada nih blog kosong hehe)

di antara selingan 'kewajiban ketik-mengetik' akhir2 ini....

nice words from sister in boardinghouse..=)


Apabila kita ingin bersahabat, janganlah karena kelebihannya..karena mungkin dengan satu kelemahan, kita mungkin akan menjauhinya..

Andai kita ingin berteman, janganlah karena kebaikannya..karena mungkin dengan satu keburukan kita akan membencinya..

Andai kita inginkan seorang teman, janganlah karena sifat cerianya..karena andai dia tidak pandai menceriakan kita mungkin akan menyalahkannya..

Andai kita inginkan sahabat yang satu, janganlah karena ilmunya..karena apabila dia buntu, kita mungkin akan memfitnahnya..


Andai kita ingin bersahabat, terimalah dia seadanya..karena dia seorang sahabat, yang hanya MANUSIA BIASA..
Jangan diharapkan terlalu sempurna..karena KITA SENDIRI pun tidak tahu apakah diri kita sudah CUKUP SEMPURNA mengikuti kehendak Allah SWT yang sebenar-benarnya...
  
Bersederhanalah dalam persahabatan..InsyaALLAH kita tidak akan melihat kelemahan itu sebagai suatu kelemahan

really a good friend  wanna be...(so hard to 'best friend' ^^")

coz i'm just ordinary people...